KP4 UGM


PROFIL KP4
KP4 merupakan salah satu dari 5 Sub-Unit pada Unit Sarana Penunjang Penelitian di UGM berdasarkan SK Rektor UGM No.: UGM/33/2803/UM/01/37 tahun 1988 tentang Pembentukan Unit Sarana Penunjang Penelitian.
Kebun Pendidikan, Penelitian dan Pengembangan Pertanian atau Agricultural Training, Research and Development Station (KP4/ATRD) Universitas Gadjah Mada seluas 35 hektar didirikan pada tahun 1975 dengan bantuan The Rockefeller Foundation. Lokasi KP4 adalah di Kalitirto, Berbah, Sleman, berjarak sekitar 15 km dari kampus induk UGM. Selanjutnya, sesuai SK Mendikbud No.: 0132/0/93 tentang Organisasi dan Tata Kerja Universitas Gadjah Mada, KP4 UGM memiliki status sebagai Sub-Unit Sarana Penunjang Penelitian, yang secara operasional bertanggung jawab pada Rektor up. Pembantu Rektor I, sedang pembinaannya dibawah Lembaga Penelitian UGM.
Berdasarkan SK Rektor UGM No.: 168/P/SK/HKTL/2003 telah diadakan Perubahan Nama dari Kebun Pendidikan, Penelitian dan Percobaan Pertanian UGM menjadi Kebun Pendidikan, Penelitian dan Pengembangan Pertanian UGM dengan singkatan yang sama (KP4 UGM). Selanjutnya berdasarkan SK Rektor UGM No.: 259/P/SK/HT/2004 tentang Organisasi dan Rincian Tugas Kantor Pimpinan Universitas, Lembaga, Direktorat, Biro, dan Unit Kerja di Lingkungan Universitas Gadjah Mada, KP4 terdiri atas 2 bidang yaitu: bidang Pendidikan, Penelitian dan Pengembangan Tanaman Pertanian dan bidang Pendidikan, Penelitian dan Pengembangan Hewan Ternak. KP4-UGM secara operasional bertanggungjawab kepada Rektor up. Wakil Rektor Bidang Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat.
 KP4 sebagai university teching farm UGM yang mempunyai visi sebagai menjadi unsur penunjang pendidikan penelitian dan pengembangan universitas terbaik bidang sumber daya hayati dan lingkungan hidup di Asia Tenggara, bertaraf dunia akan diberdayakan sepenuhnya sebagai wahana untuk tranfer pengetahuan (Transfer of knowledge), ketrampilan (Transfer of skills) dan nilai-nilai luhur (Transfer of values) di bidang pertanian terpadu dengan praktek langsung di lapangan. KP4 yang telah berkembang menjadi University Field of Life and Environtmental Science yang berkelas Internasional dengan cara mengkatualisasi diri dalam bidang agrokomplek dan berbagai bidang ilmu terkait serta dengan mengembangkan jaringan Academic Bussines Community and Goverment (ABCG) yang lebih intensif, mengembangkan sarana prasarana dan kapabilitas untuk mendukung World Class Research University.
Kebun Pendidikan, Penelitian, dan Pengembangan Pertanian Universitas Gadjah Mada (KP4 UGM) sebagai salah satu Unit Penunjang Universitas yang memberikan layanan kepada civitas akademika UGM maupun kepada masyarakat di luar UGM, mengembangkan Program Artificial and functional conservation yang merupakan suatu kegiatan terpadu dalam sistem pertanian terpadu berbasis Education for Sustainable Development (EfSD), yang mensinergiskan aspek ekonomi, lingkungan dan social budaya secara terpadu, dengan melibatkanpelestarian pemanfaatan keanekaragaman tanaman obat Indonesia yang merupakan suatu kegiatan terpadu, melibatkan institusi, berbagai disiplin ilmu.
Model agroforestry melalui Integrated Bio-cycle Farming System (IBFS/ sistem pertanian siklus-bio terpadu) yang dikembangkan oleh KP4 UGM dilakukan dengan beberapa kajian lebih mendalam melalui: ICM (Integrated Crop Management atau Pengelolaan tanaman terpadu), INM (Integrated Nutrient Management atau pengelolaan hara terpadu), IPM (Integrated Pest Management atau pengelolaan hama terpadu) dan IMM (Integrated Soil Moisture Management atau pengelolaan air terpadu). Siklus energi, siklus bahan organik, dan karbon, siklus air, siklus hara, siklus produksi, siklus tanaman, siklus material dan siklus uang perlu dikelola secara terpadu dan berkelanjutan dengan pola 7R (reuse, reduce, recycle, refill, replace, repair, replant) dengan mempetimbangkan gatra ekonomi, lingkungan, sosial budaya dan kesehatan untuk mendapatkan manfaat optimal bagi petani, masyarakat di bidang pertanian dan lingkungan global. 
KP4 UGM mengembangan Pusat Unggulan (Center of Excellence) berupa Pertanian Terpadu, yang mengacu pada konsep pembangunan berkelanjutan (sustainable development), dengan mengelola sumber daya alam, sumber daya air, sumber daya hayati dan sumber daya lingkungan secara optimal. Program ini mempunyai ciri pokok dan merupakan pengejewantahan program Pendidikan untuk Pembangunan Berkelanjutan (Education for Sustainable Development) yang harus memperhatikan gatra peningkatan nilai ekonomi, kelestarian lingkunga, keadilan sosial dan budaya, secara sinergis dan optimal. Keseimbangan produksi dan konsumsi merupakan salah point yang harus dikembangkan, sehingga dalam satu kesatuan lahan tersebut mampu memproduksi pangan, pakan, papan, pupuk, obat herbal, dan wisata. 

Gambar 1. Pengembangan Pusat Unggulan Pertanian Terpadu di KP4 UGM
Pengembangan GAMA FOOD di KP4 UGM Yogyakarta dilaksanakan melalui program 5A, yang terdiri atas: AGRO-PRODUKSI, AGRO-BISNIS, AGRO-TEKNOLOGI, AGRO-INDUSTRI, AGRO-WISATA untuk komoditas unggulan dari hulu dan hilir dalam satu kesatuan wilayah, waktu dan sistem pengelolaan secara terpadu. Inovasi di bidang Agro-Produksi harus mampu menghasilkan produk dengan 3K (kuantitas, kualitas dan kontinyuitas) yang memadai sehingga menjadikan komoditas pertanian sebagai sumber kehidupan dan lingkungan yang memadai. Pengembangan Agro-Bisnis menjadi sangat penting agar komoditas pertanian akan dapat berperan secara modern, tidak terjebak dalam sistem tradisional yang bersifat sub sistem dan menjadikan pelakunya lebih sejahtera, bukan sebagai perahan sector ekonomi lain. Inovasi Agro-Teknologi merupakan syarat mutlak agar dengan teknologi tepat guna dan bio-teknologi yang sesuai, maka akan terjadi revolusi baru di bidang pemenuhan kebutuhan hajat hidup orang banyak. Agro-Industri merupakan penghiliran produk pertanian agar fluktuasi musim panen pertanian yang sangat merugikan masyarakat pertanian dapat ditingkatkan menjadi komoditas prioritas, karena merupakan kebutuhan pokok yang harus dipenuhi oleh seluruh makluk hidup di bumi ini. Agro-Wisata merupakan pemberdayaan lahan untuk pendidikan agar setiap makluk hidup mampu menikmati dan berkontribusi nyata dalam pemenuhan kebutuhan hidup dan perbaikan lingkungan hidup. 
Keberhasilan program juga harus didukung oleh semua pihak sehingga tidak bisa dibebankan kepada petani semata, namun harus terjalin kerjasama yang saling menguntungkan dan berkelanjutan, melalui jaringan ABCG (Academic atau Perguruan Tinggi, Business atau swasta, Community atau masyarakat, Government atau pemerintah). Masing-masing pihak harus berkontribusi nyata sesuai dengan perannya. 
Program percepatan pertumbuhan optimal (Accelerated optimal growth) didukung peningkatan genetik dan perbaikan lingkungan tempat tumbuh (Agus et al., 2012a). KP4 UGM mengaplikasikan percepatan pertumbuhan optimal secara sinergis melalui peningkatan sifat genetik (GAMA MELON, GAMA ANGGREK, GAMA PADI, GAMA SAPI BALI, GAMA JAGUNG, GAMA AYAM dsb) dan rekayasa lingkungan pertumbuhan tanaman (GAMA POT ORGANIK, GAMA BIOGAS, GAMA PERTANIAN TERPADU, GAMA LIMBAH ORGANIK, GAMA-DEC dsb). 
Pemanfaatan lahan secara harmonis, menyeluruh (holistic) dan terpadu (integrated) serta berkelanjutan (sustainable) untuk berbagai peruntukan, yaitu: (i) produksi biomassa (sektor pertanian), (ii) lingkungan hidup (iii) habitat biologi dan konservasi gen. (iv) ruang infra-stuktur, (v) sumber daya alam, dan (vi) estetika dan budaya, merupakan ciri utama dalam sistem IBFS. Masing-masing anasir bentang lahan tidak boleh saling menonjolkan kepentingan sektoral sendiri saja namun harus saling berkaitan dan mendukung secara harmonis. Output dan outcomes sistem lebih diutamakan dibandingkan keluaran masing-masing anasir pembentuknya.
Karakteristik kunci dari IBFS yang dikembangkan di KP4 UGM adalah meliputi 9 anasir utama sebagaimana yang tertera dalam Tabel 1. IBFS merupakan integrasi dari sektor pertanian dan non-pertanian, melalui pendaur ulangan bahan organik yang berasal dari sector pertanian maupun non-pertanian secara terpadu. Suplai makanan yang diproduksi dari desa untuk dikirim ke kota telah mengakibatkan defisit bahan organik di desa, sehingga tumpukan bahan organik di kota perlu diaur ulangkan ke system pertanian yang banyak terdapat di desa (Agus, 2006a, b, 2010a, b, 2012a). 
IBFS mengedepankan nilai lingkungan, nilai estetika, nilai social, nilai budaya dan nilai ekonomi secara harmonis dan seimbang, tanpa ada yang mendominiasi. Dengan demikian bukan melulu mementingkan nilai ekonomi semata sehingga terpaksa menghilangkan faktor lainnya, seperti yang dilakukan oleh praktis bisnis pertanian yang dilakukan oleh pengusaha besar, namun harus mampu mengharmoniskan seluruh aspek yang muncul. IBFS juga dilakukan dengan sistem rotasi dan keaneka-ragaman tanaman, sehingga biodiversitas dan siklus tanaman tetap terjaga dan terpelihara untuk mendukung pertumbuhan dan perkembangan bagi kehidupan dan lingkungan. Inovasi besar di bidang bio-teknologi buatan dan fungsional, nanoteknologi, dan pro-biotik merupakan terobosan besar yang harus dilakukan agar terjadi revolusi kehidupan dan lingkungan yang makin berkualitas. Loncatan kualitas kehidupan dan lingkungan pada level yang lebih tinggi dan baik dapat dicapai dengan pemberdayaan bio-nano-teknologi probiotik yang fungsional agar siklus dan kualitas kehidupan makin meningkat (Agus, 2006a, b, 2010a, b, 2012a).
Pengelolaan siklus tertutup organik dan integrasi dalam suatu kawasan terpadu antara ICM, IFM, IPM, IMM, INM merupakan ciri utama dalam IBFS agar terjadi sistem daur tertutup yang mandiri dan berkualitas. Pengelolaan perlindungan bio terpadu dan pengelolaan ekosistem kesehatan, merupakan syarat mutlak agar konsep kembali alam dengan produktivitas serta kualitas hidup dan lingkungan yang lebih baik bisa terjamin dan berkelanjutan. Manajemen ekologi lanskap terpadu dan konsep agropolitan merupakan salah satu strategi penghilangan kotak-kotak egosentris dalam IBFS, sehingga tidak lagi mementingkan ego sector sendiri-sendiri, namun justru harus bersinergis. Dengan demikian pengelelolaan bahan organik harus dikelola dalam satu kesatuan lahan yang luas. Pengelolaan khusus tanaman perlu juga dilakukan karena masing-masing spesies tanaman mempunyai karakter hidup dan produktivitas sendiri-sendiri. Selanjutnya, IBFS harus dikelola dalam suatu sistem holistik dan terintegrasi (Agus, 2006a, b, 2010a, b, 2012a).


Visi dan misi KP4 UGM

Visi
Menjadi unsur penunjang universitas terbaik di Asia Tenggara di bidang pendidikan, penelitian dan pengembangan pertanian, makluk hidup maupun lingkungan

Misi
Peran aktif dalam upaya mewujudkan pengelolaan pertanian Indonesia secara berkelanjutan dalam hal produktivitas, diversitas biologi dan kualitas lingkungan maupun kehidupan.

Comments

Popular posts from this blog

Pemanfaatan dan Potensi Biomassa di Indonesia

Imperial dramon !

Nguri uri