Thursday, April 30, 2015

Aku menamakan kertas kuning ini, Harta Karun





Hai
Aku namakan secarik kertas kuning tersebut dengan harta karun. Tahun lalu, sewaktu aku menuliskan kertas ini aku yakin bahwa suatu hari nanti, Bahrul akan membaca kertas ini. Benar, hari ini, aku cukup terkejut dengan kertas ini. Aku seolah kembali diingatkan mengenai jalan aku berjuang.

Dalam kertas tersebut, berada dalam konteks kapasitas diri. Tentu, menurut Hasan Al Banna, salah satu tanda mejauhnya sang Rabb adalah menjadikan waktu yang tiada bermanfaat bagi hambanya. 2 minggu ini aku merasa, bahkan aku menyadari berada dalam kondisi futur paling parah semenjak pergantian tahun masehi. Saat menulis inipun aku masih berusaha dengan sangat memulihkan kondisi iman. Banyak sekali waktu yang berlalu begitu saja, banyak amanah yang terbengkalai, banyak hal yang tidak maksimal. Dan memang, selama waktu itu, aku sadar bahwa Allah sedang mencabut beberapa amanah dari diriku, karena, karena kapasitas diriku tidak bisa menerima Amanah tersebut.

Aku pun, masih tidak tahu, apakah hal tersebut menjadi berkah atau musibah. hanya saja, hari ini aku cukup terkejut dengan harta karun itu. Tahun lalu, banyak peristiwa diluar dugaanku yang terjadi, dan sesekali aku khilaf berandai bahwa ini kebetulan, padahal tidak ada kebetulan, aku yakin. Hanya saja, tahun lalu aku jauh lebih berbaik sangka kepada Allah, hingga banyak peristiwa yang selalu membawaku menuju ke arah yang lebih baik.

Saat ini, aku ingin berkata, alhamdulillah. banyak anugerah yang telah kulalaikan, dan semoga aku selalu dituntun ke jalan yang sirath tal mustaqiim. 

Bersiap untuk menemui harta karun lain :D