Wednesday, March 27, 2013

smart hemm

yah, saya biasanya upload atau menulis sesuatu di blog, tapi semua berubah ketika jaringan smartfren lelet, see you next moment

Saturday, March 23, 2013

Pengeringan


Pengeringan

Pada dasarnya menghilangkan jumlah air pada suatu material dalam jumlah yang relative sedikit, berbeda pada evaporasi, evaporasi menghilangkan air dalam material dalam jumlah yang relative banyak. Pada proses pengeringan, air biasanya dihilangkan oleh uap menggunakan udara. Kandungan embun pada produk pengeringan bervariasi tergantung berdasarkan tipe bahannya. Garam kering mengandung sekitar 0,5% air, batubara sekitar 4% dan pada produk produk makanan sekitar 5%. Pengeringan biasanya sebagai proses akhir sebelum pengemasan.
                Metode pengeringan dan proses dapat diklasifikasikan dalam berbagai cara. Proses pengeringan dapat diklasifikasikan sebagai ‘batch’, material dimasukkan ke dalam pengering dan material yang telah kering dikeluarkan secara kontinyu.
                Proses pengeringan juga bisa dikategorikan sesuai dengan kondisi fisik yang digunakan untuk menambahkan dan melepaskan uap air. Kategori pertama,Panas dinaikkan dengan kontak langsung dengan udara pada tekanan atmosferis dan uap air yang terbentuk akan dihilangkan oleh udara. Kategori kedua, Pada pengering vakum, penguapan dari air akan terproses lebih cepat pada tekanan rendah dan panas akan ditambahkan secara tidak langsung menggunakan dengan dinding metal atau melalui radiasi. Kategori ketiga, Pada kondisi beku, air akan menyublim dari material beku.

Macam macam pengeringan dan penerapannya di Industri
1.          Tray Dryer
Metode pengeringan dengan  tray dryer merupakan metode pengeringan yang sudah  lama tetapi sering digunakan untuk pengeringan bahan padatan, butiran, serbuk atau granul yang jumlahnya tidak terlalu besar Umumnya alat berbentuk persegi dan didalamnya berisi rak-rak yang digunakan sebagai tempat bahan yang akan dikeringkan. Prinsip kerja alat ini bekerja dengan udara panas dan panas transfer , yang dihasilkan dengan bantuan pemanas listrik atau batang kumparan . Sirkulasi udara tersebut kipas dan seragam membanji mempertahankan suhu panas. Alat ini digunakan dalam keadaan vakum dengan waktu pengeringan umumnya lama

2. Fluid Bed Dryer
Alat ini paling cocok untuk pengeringan bahan jenis kristal, butiran , bahan obat-obatan yang kasar, baik bahan kimia , pewarna , makanan. Fluid bed dryer tidak cocok untuk pengeringan bahan pasta dan cair.

Prinsip kerja fluid bed dryer didesain menggunakan aliran udara panas di dasar produk wadah yang diisi dengan materi atau bahan yang akan dikeringkan. Kemudian diinduksi dengan cara blower dan udara segar tersedot ke unit. Sistem udara panas ini memperluas tempat tidur materi pada kecepatan tertentu dan menciptakan turbulensi dalam produk atau dikenal dengan tahapan fluidisasi agar menciptakan kondisi yang hampir ideal untuk pengeringan (Lipsanen,2008). Proses fluidisasi menghasilkan partikel padat dimana setiap partikel yang dikelilingi oleh udara panas, udara panas yang di transfer sangat tinggi dan seragam . Produk kering cepat tanpa kerugian yang cukup panas. Metode ini cukup efisien untuk proses pengeringan dibanding dengan tray dryer karena menghasilkan produk yang kering yang seragam dan cepat dengan menggunakan suhu yang tinggi.
3. Spray drying
Spray drying merupakan proses pengeringan dengan cara memaparkan partikel cairan (droplet) pada semburan gas panas dengan suhu lebih tinggi dari suhu droplet (Patel, 2009). Umpan yang diatomisasi dalam bentuk percikan disentuhkan dengan udara panas yang dirancang dengan baik. Metode pengeringan dengan menggunakan spray drying memiliki 3 tahapan dasar :
  • atomisasi cairan menjadi droplet halus
  • pencampuran antara droplet dengan aliran gas panas yang menyebabkan cairan menguap sehingga menjadi padatan kering. Partikel yang memadat biasanya mempunyai bentuk dan ukuran yang sama seperti droplet saat atomisasi
  • serbuk kering dipisahkan dari aliran gas dan dikumpulkan.
Metode ini cocok untuk bahan yang berbentuk larutan yang sangat kental serta berbentuk pasta (susu, pewarna, bahan farmasi). Kapasitas beberapa kg per jam hingga 50 ton per jam penguapan (20000 penegering semprot).



4. Freeze drying
Freeze drying merupakan alat pengeringan yang prinsip kerjanya adalah berdasarkan proses liofilisasi.
Tahapan-tahapan yang terjadi pada alat freeze drying :
  • Pembekuan   : Produk yang akan dikeringkan, sebelumnya dibekukan dulu.
  • Vacuum        : Setelah beku, produk ini ditempatkan di bawah vakum. Hal ini memungkinkan pelarut beku dalam produk untuk menguapkan tanpa melalui fase cair, proses yang dikenal sebagai sublimasi.
  • Panas            : panas diterapkan pada produk beku untuk mempercepat sublimasi.
  • Kondensasi  : kondensor dengan suhu rendah akan menghapus pelarut yang menguap di ruang vakum dengan mengubahnya kembali ke padat.
5.  Double cone vacuum dryer
Vacuum dryer merupakan salah satu tipe pengering drum (drum dryer). Drum yang terbuat dari logam (stainless steal) dihembuskan udara panas dari dalam, pada saat  bersamaan bahan yang akan dikeringkan dimasukkan ke permukaan drum yang berputar. Panas yang ada di permukaan drum akan menurunkan kadar air dalam bahan, air dibuang melalui pompa vacuum, sehingga bahan atau sediaan tersebut dapat mengering. Perbedaan vacuum dryer dan drum dryer adalah pada penggunaan vacuum (drumnya di vakuum) sehingga proses pengeringan menjadi lebih cepat karena adanya pengurangan atau penurunan tekanan di dalam drum akibat pemvakuman. Aplikasi penggunaan metode ini biasanya digunaka dalam pengeringan larutan atau suspensi
 

Sumber
1.       Geankopis; “Transport process and operation unit 3rd Edition” Prentica Hall Inc
2.       http://tsffaunsoed2009.wordpress.com/2012/05/23/teknik-pengeringan-sediaan-farmasi-drying-method-of-pharmaceutical-form-5/

Thursday, March 21, 2013

Bricket

Briket 

    Briket arang merupakan bahan bakar padat yang mengandung karbon, mempunyai nilai kalori yang tinggi, dan dapat menyala dalam waktu yang lama. Bioarang adalah arang yang diperoleh dengan membakar biomassa kering tanpa udara (pirolisis). Sedangkan biomassa adalah bahan organik yang berasal dari jasad 
hidup. Biomassa sebenarnya dapat digunakan secara langsung sebagai sumber energi panas untuk bahan bakar, tetapi kurang efisien. Nilai bakar biomassa hanya sekitar 3000 kal, sedangkan bioarang mampu menghasilkan 5000 kal.


Proses pembuatan Briket
1. Penjemuran
    Proses pertama pada pembuatan briket adalah dengan mengiringkan bahan, baik itu sekam padi, jagung, maupun bahan lain yang mendukung untuk pembuatan briket dan diharapkan memenuhi nilai uji kelayakan.

2. Pirolisis
   Pirolisis adalah proses dekomposisi kimia dengan menggunakan pemanasan tanpa adanya oksigen. Proses ini atau disebut juga proses karbonasi atau yaitu proses untuk memperoleh karbon atau arang, disebut juga ”High Temperature carbonization” pada suhu 4500 C-5000C. Dalam proses pirolisis dihasilkan gas-gas, seperti CO, CO2, CH4, H2, dan hidrokarbon ringan. Jenis gas yang dihasilkan bermacam-macam tergantung  dari bahan baku. Salah satu contoh pada pirolisis dengan bahan baku batubara menghasilkan gas seperti CO, CO2, NOx, dan SOx. Yang dalam jumlah besar, gas-gas tersebut dapat mencemari lingkungan dan membahayakan kesehatan manusia baik secara langsung maupun tidak langsung. Proses pirolisis dipengaruhi factor-faktor antara lain: ukuran dan distribusi partikel, suhu, ketinggan tumpukan bahan dan kadar air. 

3. Penghancuran/pengayakan
    Selah proses pirolisis, hasil dihancurkan dan diayak agar memudahkan proses selanjutnya seperti pencampuran perekat dan percetakan. mengapa proses penghancuran dilakukan setelah pirolisis? kita ambil contoh; dengan bahan batok kelapa, maka akan lebih mudah dihancurkan setelah batok itu berbentuk arang/setelah pirolisis dibanding ketika masih berbentuk batok itu sendiri.

4. Percetakan dan Pencampuran perekat
    Setelah diayak , arang yang dalam serbuk diberikan campuran perekat dengan rasio perekat 0,1% dari berat bahan; misal 1 kg arang akan digunakan perekat sebesar 0,1 kg. Setelah direkatkan dan dicampur proses selanjutnya adalah percetakan, sesuai dengan penelitian yang telah dilakukan oleh Mas ridwan dkk, Pressure yang paling tepat dalam percetakan briket adalah 800 kg/cm^3




5. Pengeringan




6. Pengujian
    Selelah briket telah jadi maka akan dilakukan pengujian pada briket tersebut.
a. Kadar Air
    
b. kadar abu
           
c. kadar volatil
            
d. kadar karbon terikat

e. Pengujian Nilai Kalor
    dengan menggunakan kalorimeter dan perhitungan matematis.

Briket bioarang mempunyai beberapa kelebihan dibandingkan arang biasa (konvensional), antara lain: 
1. Panas yang dihasilkan oleh briket bioarang relatif lebih tinggi dibandingkan dengan kayu biasa dan 
nilai kalor dapat mencapai 5.000 kalori. Beberapa nilai kalor dari beberapa jenis bahan bakar 
ditunjukkan oleh Tabel 1. 
2.  Briket bioarang bila dibakar tidak menimbulkan asap maupun bau, sehingga bagi masyarakat ekonomi 
lemah yang tinggal di kota-kota dengan ventilasi perumahannya kurang mencukupi, sangat praktis 
menggunakan briket bioarang. 
3.  Setelah briket bioarang terbakar (menjadi bara) tidak perlu dilakukan pengipasan atau diberi udara. 
4.  Teknologi pembuatan briket bioarang sederhana dan tidak memerlukan bahan kimia lain kecuali yang 
terdapat dalam bahan briket itu sendiri. 
5.  Peralatan yang digunakan juga sederhana, cukup dengan alat yang ada dibentuk sesuai kebutuhan (3) 



Sumber :
1. Yudanto A.Kusumaningrum K, "PEMBUATAN BRIKET BIOARANG DARI ARANG 

SERBUK GERGAJI KAYU JATI " Jurusan Teknik Kimia, Fakultas Teknik, Universitas Diponegoro
2. Ir. Dorlan Sipahutar, MP "TEKNOLOGI BRIKET SEKAM PADI", Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP) Riau
3. Soeyanto ,T, 1982. “Cara Membuat Sampah jadi Arang dan Kompos”, Yudhistira, Jakarta

Sumber Gambar
1. Slide mas ridwan

Monday, March 18, 2013

Pemanfaatan dan Potensi Biomassa di Indonesia


 PEMANFAATAN ENERGI BIOMASSA


      5.1.  Biobriket
Briket adalah salah satu cara yang digunakan untuk mengkonversi sumber energi biomassa ke bentuk biomassa lain dengan cara dimampatkan sehingga bentuknya menjadi lebih teratur. Briket yang terkenal adalah briket batubara namun tidak hanya batubara saja yang bisa di bikin briket. Biomassa lain seperti sekam, arang sekam, serbuk gergaji, serbuk kayu, dan limbah-limbah biomassa yang lainnya. Pembuatan briket tidak terlalu sulit, alat yang digunakan juga tidak terlalu rumit.  

5.2.  Gasifikasi
Secara sederhana, gasifikasi biomassa dapat didefinisikan sebagai proses konversi bahan selulosa dalam suatu reaktor gasifikasi (gasifier) menjadi bahan bakar. Gas tersebut dipergunakan sebagai bahan bakar motor untuk menggerakan generator pembangkit listrik. Gasifikasi merupakan salah satu alternatif dalam rangka program penghematan dan diversifikasi energi. Selain itu gasifikasi akan membantu mengatasi masalah penanganan dan pemanfaatan limbah pertanian, perkebunan dan kehutanan.  Ada tiga bagian utama perangkat gasifikasi, yaitu : (a) unit pengkonversi bahan baku (umpan) menjadi gas, disebut reaktor gasifikasi atau gasifier, (b) unit pemurnian gas, (c) unit pemanfaatan gas.

      5.3.  Pirolisa
Pirolisa adalah penguraian biomassa (lysis) karena panas (pyro) pada suhu yang lebih dari 150oC. Pada proses pirolisa terdapat beberapa tingkatan proses, yaitu pirolisa primer dan pirolisa sekunder. Pirolisa primer adalah pirolisa yang terjadi pada bahan baku (umpan), sedangkan pirolisa sekunder adalah pirolisa yang terjadi atas partikel dan gas/uap hasil pirolisa primer.  Penting diingat bahwa pirolisa adalah penguraian karena panas, sehingga keberadaan O2 dihindari pada proses tersebut karena akan memicu reaksi pembakaran.

5.4. Liquification
Liquification merupakan proses perubahan wujud dari gas ke cairan dengan proses kondensasi, biasanya melalui pendinginan, atau perubahan dari padat ke cairan dengan peleburan, bisa juga dengan pemanasan atau penggilingan dan pencampuran dengan cairan lain untuk memutuskan ikatan. Pada bidang energi liquification tejadi pada batubara dan gas menjadi bentuk cairan untuk menghemat transportasi dan memudahkan dalam pemanfaatan.

5.5. Biokimia
  
Pemanfaatan energi biomassa yang lain adalah dengan cara proses biokimia.Contoh proses yang termasuk ke dalam proses biokimia adalah hidrolisis, fermentasi dan an-aerobic digestion. An-aerobic digestion adalah penguraian bahan organik atau selulosa menjadi CH4 dan gas lain melalui proses biokimia. Adapun tahapan proses anaerobik digestion adalah diperlihatkan pada Gambar   .
Selain anaerobic digestion, proses pembuatan etanol dari biomassa tergolong dalam konversi biokimiawi.  Biomassa yang kaya dengan karbohidrat atau glukosa dapat difermentasi sehingga terurai menjadi etanol dan CO2.  Akan tetapi, karbohidrat harus mengalami penguraian (hidrolisa) terlebih dahulu menjadi glukosa.  Etanol hasil fermentasi pada umumnya mempunyai kadar air yang tinggi dan tidak sesuai untuk pemanfaatannya sebagai bahan bakar pengganti bensin.  Etanol ini harus didistilasi sedemikian rupa mencapai kadar etanol di atas 99.5%.



Potensi Biomassa di Indonesia



     Potensi energi biomassa Indonesia diperkirakan: 49.810 MW (50 GW) yang berasal dari perkiraan produksi 200 juta ton biomassa/tahun dari residu pertanian, kehutanan, perkebunan dan limbah padat/sampah kota, 

Kelapa Sawit
Indonesia adalah produsen kelapa sawit terbesar di dunia, dan produksi CPO tahun 2011 diperkirakan 22 juta ton, (tahun 2005 masih 13,8 juta ton) dengan potensi biomassa dari residu minyak kelapa sawit dan 350 pabrik minyak kelapa sawit dalam jumlah besar pula, dalam hal ini tandan kosong kelapa sawit (TKKS) sekitar 27,5 juta ton basah (1 ton TBS/Tandan Buah Segar menghasilkan 200 kg CPO, limbah TKKS 250 kg, dan limbah cair 0,5 m3). Masih ada limbah sawit lain, seperti pelepah 4%, cangkang 6,5%, serat 13%. Pemerintah melarang membakar TKKS langsung guna menghindari pencemaran udara.
Pelet Kayu/Limbah Kayu
PLN dan General Electric International Operation Co. bekerjasama membangun PLTBiomassa 1 MW (dari serpihan kayu/tumbuhan organik) di P. Sumba (NTT) yang melahap lahan sekitar 100 Ha..

Limbah Jagung (+sekam padi)
Tahun 2009, areal jagung seluas 105,479 Ha menghasilkan produksi 569.110 ton dan limbah berupa tongkol, batang, dan daun sebanyak 2,2 juta ton. Sementara, padi seluas 44.829 Ha menghasilkan limbah sekam padi 51.385 ton. PLBM tersebut membutuhkan limbah jagung dan sekam padi 350 ton/hari. Studi kelayakannya telah selesai Januari 2011.

Jerami+sekam padi
Per 1 Ha sawah menghasilkan kira-kira 5 ton jerami dan 1 ton sekam. Artinya, 1 MW listrik dihasilkan dari 1500 Ha sawah. Sementara, luas lahan padi Indonesia sekitar 12,87 juta Ha (th 2010) yang berarti energi listrik setidaknya 8.600 MW dapat dipetik dari jerami+sekam padi, bila panen dilaksanakan setahun sekali (panen umumnya dilaksanakan dua kali setahun).

Gas TPA
Sampah di kota besar Indonesia sungguh besar jumlahnya. Tahun 2006 Jakarta menghasilkan sampah 25.700 m3/hari, Bandung 7.500 m3/hari, Surabaya 8.700 m3/hari (1.300 ton/hari, 2009), dan Semarang 4.651 m3/hari. Dari sampah itu, limbah organik saja yang akan masuk ke TPA, sedangkan lainnya (kertas, plastik, logam, gelas, dll) didaur-ulang. Setiap 500 ton/hari sampah yang diolah setara dengan daya listrik 5-6 MW.


Sinergitas Biomassa dengan BluePrint pemerintah



Dengan telah disahkannya Undang-undang Nomor 30 Tahun 2007 tentang Energi dan sebagaimana tertuang dalam Perpres No. 5 Tahun 2006 yang mengamanatkan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral menetapkanBlueprint Pengelolaan Energi Nasional, maka blueprint ini akan menjadi salah satu acuan
pengembangan energi nasional

Potensi Sumber daya Di Indonesia

Milestone Pembangkit listrik tenaga biomassa

Dengan adanya Blueprint dan potensi biomassa , Indonesia sangat potensial dalam mengembangkan energi baru terbarukan ini.


Sumber:
1. http://web.ipb.ac.id/~tepfteta/elearning/media/Energi%20dan%20Listrik%20Pertanian/MATERI%20WEB%20ELP/Bab%20III%20BIOMASSA/indexBIOMASSA.htm
2. Blueprint pemerintah dan perpres
3. http://energibarudanterbarukan.blogspot.com/2011/02/kondisi-ebt-saat-ini-di-indonesia.html

Biomassa


~18.3.2013

Apa itu Biomassa ?

   "Biomassa, dalam industri produksi energi, merujuk pada bahan biologis yang hidup atau baru mati yang dapat digunakan sebagai sumber bahan bakar atau untuk produksi industrial. Umumnya biomassa merujuk pada materi tumbuhan yang dipelihara untuk digunakan sebagai biofuel, tapi dapat juga mencakup materi tumbuhan atau hewan yang digunakan untuk produksi seratbahan kimia, atau panas. Biomassa dapat pula meliputi limbah terbiodegradasi yang dapat dibakar sebagai bahan bakar. Biomassa tidak mencakup materi organik yang telah tertransformasi oleh proses geologis menjadi zat seperti batu bara atau minyak bumi. " 
http://id.wikipedia.org/wiki/Biomassa


   Secara umum biomassa merupakan bahan yang diperoleh dari tanaman baik secara langsung maupun tidak langsung dan dimanfaatkan sebagai energi atau bahan dalam jumlah yang besar. secara tidak langsung mengacu pada produk yang diperoleh melalui peternakan dan industri makanan. Biomassa disebut juga sebagai "fitomassa" dan seringkali diterjemahkan sebagai bioresource atau sumber daya yang diperoleh dari hayati. Basis sumber daya meliputi ratusan dan ribuan spesies tanaman, daratan dan lautan, berbagai sumber pertanian, perhutanan, dan limbah residu dan proses industri , limbah dan kotoran hewan. Biomassa secara spesifik berarti kayu,rumput, enceng gondok, rumput laut , chlorella, serbuk gergaji , serpihan kayu, jerami , sekam padi, kotoran hewan dll.

    Tidak seperti batubara, minyak dan gas alam, yang memakan jutaan tahun dalam pembentukannya, biomassa bisa dikategorikan sebagai sumber energi terbarukan karena tumbuhan yang hidup akan terus bertambah jumlahnya setiap tahun. Sumber energi biomassa mempunyai beberapa kelebihan  antara lain merupakan sumber energi yang dapat diperbaharui (renewable) sehingga dapat menyediakan sumber energi secara berkesinambungan (suistainable)

Pemanfaatan dan konversi Biomassa

    Secara umum teknologi konversi biomassa menjadi bahan bakar dapat dibedakan menjadi tiga yaitu pembakaran langsung, konversi termokimiawi dan konversi biokimiawi.  Pembakaran langsung merupakan teknologi yang paling sederhana karena pada umumnya biomassa telah dapat langsung dibakar.  Beberapa biomassa perlu dikeringkan terlebih dahulu dan didensifikasi untuk kepraktisan dalam penggunaan.  Konversi termokimiawi merupakan teknologi yang memerlukan perlakuan termal untuk memicu terjadinya reaksi kimia dalam menghasilkan bahan bakar.  Sedangkan konversi biokimiawi merupakan teknologi konversi yang menggunakan bantuan mikroba dalam  menghasilkan bahan bakar




Sumber :
1. Asians Biomass Handbook
2. Powerplant Technology, McGraw Hill International Edition
3. http://en.wikipedia.org/wiki/Biomass
4. http://id.wikipedia.org/wiki/Biomassa
5. http://web.ipb.ac.id/~tepfteta/elearning/media/Energi%20dan%20Listrik%20Pertanian/MATERI%20WEB%20ELP/Bab%20III%20BIOMASSA/indexBIOMASSA.htm

Manfaat

Ilmu yang bermanfaat bukanlah ilmu yang menghasilkan banyak uang ataupun yang membuat seseorang terkenal, tapi ilmu yang bisa lebih mendekatkan diri kepada Tuhannya, apapun nama ilmunya.

Orang yang bermanfaat bukanlah orang yang selalu ada di setiap kegiatan orang lain, tapi orang yang dirinya mampu memberikan pengaruh yang baik bagi orang di sekitarnya.

Teman yang bermanfaat bukanlah teman yang selalu mentraktir kita setiap saat , tapi teman yang selalu bisa memberikan dorongan untuk melakukan hal yang baik dan mengingatkan kesalahan kita.

Harta yang bermanfaat bukanlah harta yang bisa dibelikan apapun yang kita mau, tapi harta yang bisa bagi untuk kebahagiaan orang lain.

Manusia yang bermanfaat bagi sesama makhluk bukanlah manusia yang selalu berkoar-koar atas kelestarian alam, tapi manusia yang bisa menempatkan dirinya bagai makhluk yang ditemuinya.

saling mengingatkan dalam kebaikan, bukanlah nasehat diberikan oleh orang yang telah suci dari kesalahan, tapi nasehat itu diberikan sebagai makanan hati agar lembut dan dapat menjaga diri pemberi nasehat atau yang dinasehati dari kesalahan dimasa yang akan datang. :)

by Muhammad Nurrohman Sidiq

KP4 UGM


PROFIL KP4
KP4 merupakan salah satu dari 5 Sub-Unit pada Unit Sarana Penunjang Penelitian di UGM berdasarkan SK Rektor UGM No.: UGM/33/2803/UM/01/37 tahun 1988 tentang Pembentukan Unit Sarana Penunjang Penelitian.
Kebun Pendidikan, Penelitian dan Pengembangan Pertanian atau Agricultural Training, Research and Development Station (KP4/ATRD) Universitas Gadjah Mada seluas 35 hektar didirikan pada tahun 1975 dengan bantuan The Rockefeller Foundation. Lokasi KP4 adalah di Kalitirto, Berbah, Sleman, berjarak sekitar 15 km dari kampus induk UGM. Selanjutnya, sesuai SK Mendikbud No.: 0132/0/93 tentang Organisasi dan Tata Kerja Universitas Gadjah Mada, KP4 UGM memiliki status sebagai Sub-Unit Sarana Penunjang Penelitian, yang secara operasional bertanggung jawab pada Rektor up. Pembantu Rektor I, sedang pembinaannya dibawah Lembaga Penelitian UGM.
Berdasarkan SK Rektor UGM No.: 168/P/SK/HKTL/2003 telah diadakan Perubahan Nama dari Kebun Pendidikan, Penelitian dan Percobaan Pertanian UGM menjadi Kebun Pendidikan, Penelitian dan Pengembangan Pertanian UGM dengan singkatan yang sama (KP4 UGM). Selanjutnya berdasarkan SK Rektor UGM No.: 259/P/SK/HT/2004 tentang Organisasi dan Rincian Tugas Kantor Pimpinan Universitas, Lembaga, Direktorat, Biro, dan Unit Kerja di Lingkungan Universitas Gadjah Mada, KP4 terdiri atas 2 bidang yaitu: bidang Pendidikan, Penelitian dan Pengembangan Tanaman Pertanian dan bidang Pendidikan, Penelitian dan Pengembangan Hewan Ternak. KP4-UGM secara operasional bertanggungjawab kepada Rektor up. Wakil Rektor Bidang Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat.
 KP4 sebagai university teching farm UGM yang mempunyai visi sebagai menjadi unsur penunjang pendidikan penelitian dan pengembangan universitas terbaik bidang sumber daya hayati dan lingkungan hidup di Asia Tenggara, bertaraf dunia akan diberdayakan sepenuhnya sebagai wahana untuk tranfer pengetahuan (Transfer of knowledge), ketrampilan (Transfer of skills) dan nilai-nilai luhur (Transfer of values) di bidang pertanian terpadu dengan praktek langsung di lapangan. KP4 yang telah berkembang menjadi University Field of Life and Environtmental Science yang berkelas Internasional dengan cara mengkatualisasi diri dalam bidang agrokomplek dan berbagai bidang ilmu terkait serta dengan mengembangkan jaringan Academic Bussines Community and Goverment (ABCG) yang lebih intensif, mengembangkan sarana prasarana dan kapabilitas untuk mendukung World Class Research University.
Kebun Pendidikan, Penelitian, dan Pengembangan Pertanian Universitas Gadjah Mada (KP4 UGM) sebagai salah satu Unit Penunjang Universitas yang memberikan layanan kepada civitas akademika UGM maupun kepada masyarakat di luar UGM, mengembangkan Program Artificial and functional conservation yang merupakan suatu kegiatan terpadu dalam sistem pertanian terpadu berbasis Education for Sustainable Development (EfSD), yang mensinergiskan aspek ekonomi, lingkungan dan social budaya secara terpadu, dengan melibatkanpelestarian pemanfaatan keanekaragaman tanaman obat Indonesia yang merupakan suatu kegiatan terpadu, melibatkan institusi, berbagai disiplin ilmu.
Model agroforestry melalui Integrated Bio-cycle Farming System (IBFS/ sistem pertanian siklus-bio terpadu) yang dikembangkan oleh KP4 UGM dilakukan dengan beberapa kajian lebih mendalam melalui: ICM (Integrated Crop Management atau Pengelolaan tanaman terpadu), INM (Integrated Nutrient Management atau pengelolaan hara terpadu), IPM (Integrated Pest Management atau pengelolaan hama terpadu) dan IMM (Integrated Soil Moisture Management atau pengelolaan air terpadu). Siklus energi, siklus bahan organik, dan karbon, siklus air, siklus hara, siklus produksi, siklus tanaman, siklus material dan siklus uang perlu dikelola secara terpadu dan berkelanjutan dengan pola 7R (reuse, reduce, recycle, refill, replace, repair, replant) dengan mempetimbangkan gatra ekonomi, lingkungan, sosial budaya dan kesehatan untuk mendapatkan manfaat optimal bagi petani, masyarakat di bidang pertanian dan lingkungan global. 
KP4 UGM mengembangan Pusat Unggulan (Center of Excellence) berupa Pertanian Terpadu, yang mengacu pada konsep pembangunan berkelanjutan (sustainable development), dengan mengelola sumber daya alam, sumber daya air, sumber daya hayati dan sumber daya lingkungan secara optimal. Program ini mempunyai ciri pokok dan merupakan pengejewantahan program Pendidikan untuk Pembangunan Berkelanjutan (Education for Sustainable Development) yang harus memperhatikan gatra peningkatan nilai ekonomi, kelestarian lingkunga, keadilan sosial dan budaya, secara sinergis dan optimal. Keseimbangan produksi dan konsumsi merupakan salah point yang harus dikembangkan, sehingga dalam satu kesatuan lahan tersebut mampu memproduksi pangan, pakan, papan, pupuk, obat herbal, dan wisata. 

Gambar 1. Pengembangan Pusat Unggulan Pertanian Terpadu di KP4 UGM
Pengembangan GAMA FOOD di KP4 UGM Yogyakarta dilaksanakan melalui program 5A, yang terdiri atas: AGRO-PRODUKSI, AGRO-BISNIS, AGRO-TEKNOLOGI, AGRO-INDUSTRI, AGRO-WISATA untuk komoditas unggulan dari hulu dan hilir dalam satu kesatuan wilayah, waktu dan sistem pengelolaan secara terpadu. Inovasi di bidang Agro-Produksi harus mampu menghasilkan produk dengan 3K (kuantitas, kualitas dan kontinyuitas) yang memadai sehingga menjadikan komoditas pertanian sebagai sumber kehidupan dan lingkungan yang memadai. Pengembangan Agro-Bisnis menjadi sangat penting agar komoditas pertanian akan dapat berperan secara modern, tidak terjebak dalam sistem tradisional yang bersifat sub sistem dan menjadikan pelakunya lebih sejahtera, bukan sebagai perahan sector ekonomi lain. Inovasi Agro-Teknologi merupakan syarat mutlak agar dengan teknologi tepat guna dan bio-teknologi yang sesuai, maka akan terjadi revolusi baru di bidang pemenuhan kebutuhan hajat hidup orang banyak. Agro-Industri merupakan penghiliran produk pertanian agar fluktuasi musim panen pertanian yang sangat merugikan masyarakat pertanian dapat ditingkatkan menjadi komoditas prioritas, karena merupakan kebutuhan pokok yang harus dipenuhi oleh seluruh makluk hidup di bumi ini. Agro-Wisata merupakan pemberdayaan lahan untuk pendidikan agar setiap makluk hidup mampu menikmati dan berkontribusi nyata dalam pemenuhan kebutuhan hidup dan perbaikan lingkungan hidup. 
Keberhasilan program juga harus didukung oleh semua pihak sehingga tidak bisa dibebankan kepada petani semata, namun harus terjalin kerjasama yang saling menguntungkan dan berkelanjutan, melalui jaringan ABCG (Academic atau Perguruan Tinggi, Business atau swasta, Community atau masyarakat, Government atau pemerintah). Masing-masing pihak harus berkontribusi nyata sesuai dengan perannya. 
Program percepatan pertumbuhan optimal (Accelerated optimal growth) didukung peningkatan genetik dan perbaikan lingkungan tempat tumbuh (Agus et al., 2012a). KP4 UGM mengaplikasikan percepatan pertumbuhan optimal secara sinergis melalui peningkatan sifat genetik (GAMA MELON, GAMA ANGGREK, GAMA PADI, GAMA SAPI BALI, GAMA JAGUNG, GAMA AYAM dsb) dan rekayasa lingkungan pertumbuhan tanaman (GAMA POT ORGANIK, GAMA BIOGAS, GAMA PERTANIAN TERPADU, GAMA LIMBAH ORGANIK, GAMA-DEC dsb). 
Pemanfaatan lahan secara harmonis, menyeluruh (holistic) dan terpadu (integrated) serta berkelanjutan (sustainable) untuk berbagai peruntukan, yaitu: (i) produksi biomassa (sektor pertanian), (ii) lingkungan hidup (iii) habitat biologi dan konservasi gen. (iv) ruang infra-stuktur, (v) sumber daya alam, dan (vi) estetika dan budaya, merupakan ciri utama dalam sistem IBFS. Masing-masing anasir bentang lahan tidak boleh saling menonjolkan kepentingan sektoral sendiri saja namun harus saling berkaitan dan mendukung secara harmonis. Output dan outcomes sistem lebih diutamakan dibandingkan keluaran masing-masing anasir pembentuknya.
Karakteristik kunci dari IBFS yang dikembangkan di KP4 UGM adalah meliputi 9 anasir utama sebagaimana yang tertera dalam Tabel 1. IBFS merupakan integrasi dari sektor pertanian dan non-pertanian, melalui pendaur ulangan bahan organik yang berasal dari sector pertanian maupun non-pertanian secara terpadu. Suplai makanan yang diproduksi dari desa untuk dikirim ke kota telah mengakibatkan defisit bahan organik di desa, sehingga tumpukan bahan organik di kota perlu diaur ulangkan ke system pertanian yang banyak terdapat di desa (Agus, 2006a, b, 2010a, b, 2012a). 
IBFS mengedepankan nilai lingkungan, nilai estetika, nilai social, nilai budaya dan nilai ekonomi secara harmonis dan seimbang, tanpa ada yang mendominiasi. Dengan demikian bukan melulu mementingkan nilai ekonomi semata sehingga terpaksa menghilangkan faktor lainnya, seperti yang dilakukan oleh praktis bisnis pertanian yang dilakukan oleh pengusaha besar, namun harus mampu mengharmoniskan seluruh aspek yang muncul. IBFS juga dilakukan dengan sistem rotasi dan keaneka-ragaman tanaman, sehingga biodiversitas dan siklus tanaman tetap terjaga dan terpelihara untuk mendukung pertumbuhan dan perkembangan bagi kehidupan dan lingkungan. Inovasi besar di bidang bio-teknologi buatan dan fungsional, nanoteknologi, dan pro-biotik merupakan terobosan besar yang harus dilakukan agar terjadi revolusi kehidupan dan lingkungan yang makin berkualitas. Loncatan kualitas kehidupan dan lingkungan pada level yang lebih tinggi dan baik dapat dicapai dengan pemberdayaan bio-nano-teknologi probiotik yang fungsional agar siklus dan kualitas kehidupan makin meningkat (Agus, 2006a, b, 2010a, b, 2012a).
Pengelolaan siklus tertutup organik dan integrasi dalam suatu kawasan terpadu antara ICM, IFM, IPM, IMM, INM merupakan ciri utama dalam IBFS agar terjadi sistem daur tertutup yang mandiri dan berkualitas. Pengelolaan perlindungan bio terpadu dan pengelolaan ekosistem kesehatan, merupakan syarat mutlak agar konsep kembali alam dengan produktivitas serta kualitas hidup dan lingkungan yang lebih baik bisa terjamin dan berkelanjutan. Manajemen ekologi lanskap terpadu dan konsep agropolitan merupakan salah satu strategi penghilangan kotak-kotak egosentris dalam IBFS, sehingga tidak lagi mementingkan ego sector sendiri-sendiri, namun justru harus bersinergis. Dengan demikian pengelelolaan bahan organik harus dikelola dalam satu kesatuan lahan yang luas. Pengelolaan khusus tanaman perlu juga dilakukan karena masing-masing spesies tanaman mempunyai karakter hidup dan produktivitas sendiri-sendiri. Selanjutnya, IBFS harus dikelola dalam suatu sistem holistik dan terintegrasi (Agus, 2006a, b, 2010a, b, 2012a).


Visi dan misi KP4 UGM

Visi
Menjadi unsur penunjang universitas terbaik di Asia Tenggara di bidang pendidikan, penelitian dan pengembangan pertanian, makluk hidup maupun lingkungan

Misi
Peran aktif dalam upaya mewujudkan pengelolaan pertanian Indonesia secara berkelanjutan dalam hal produktivitas, diversitas biologi dan kualitas lingkungan maupun kehidupan.

FDMS Sudagaran 18.3.2013

Pemuda Yang Mencintai Masjid
by : Mbak Lathifa

18 Maret 2013; 20.00

Masjid

Dari kata Sajada-yasjudu-sujuudan (patuh, taat, serta tunduk dengan penuh hormat seta ta'dhim). Masjid merupakan tempat melakukan segala aktivitas yang mencerminkan kepatuhan, tunduk, taat semata karena Allah SWT. Masjid merupakan pusat peradaban, Institusi pertama yang dibangun oleh Rasulullah SAW saat beliau hijrah ke kota Madinah, Masjid Quba'.
Fungsi masjid secara garis besar pada zaman Rasulullah SAW :
 . merupakan tempat pembinaan dan penyebaran dakwah islam
 . merupakan tempat sarana pendidikan
 . juga berfungsi sebagai tempat untuk pengobatan orang sakit
 . tempat menyelesaikan masalah, mendamaikan orang yang sedang bertikai
 . tempat konsultasi dan komunikasi masalah ekonomi, sosial, budaya
 . tempat untuk menerima duta asing
 . tempat pertemuan pemimpin2 islam
 . tempat untuk bersidang, mengurus baitul maal
 . tempat untuk menyusun strategi perang serta mengurus prajurit yang luka

Pemuda
Dimulai semenjak baligh ( +- 15 - 40 tahun ). masa muda merupakan masa terpanjang, masa produktif dan kuat dan masa yang paling utama. Pemuda adalah tulang punggung sebuah kaum. "Berikan saya 10 pemuda , maka akan saya rubah dunia" Ir Soekarno

Keutamaan Memakmurkan Masjid

1. Mendapatkan perlindungan di hari kiamat

  " Ada tujuh golongan orang yang akan dinaungi Allah yang pada hari itu tidak ada naungan kecuali dari Allah SWT: . . . .  seseorang yang hatinya terpaut dengan masjid ketika ia keluar hingga kembali kepadanya " HR Bukhari dan Muslim

2. Derajat yang tinggi dan ampunan

" Barangsiapa yang bersuci di rumahnya kemudian ia berjalan untuk mendatangi salah satu masjid diantara masjid masjid Allah, demi menunaikan kewajiban yang ditetapkan Allah, maka salah satu dari setiap langkahnya itu akan menghapuskan dosa serta langkah yang satunya lagi akan mengangkat derajatnya" (HR Ahmad, Ibnu Majah, Ibnu Hibban, Tirmidzi dan hakim)

3. Ketenangan dan Rahmat
" Masjid itu adalah rumah setiap orang yang bertaqwa, Allah memberi jaminan kepada orang yang menganggap masjid sebagai rumahnya; bahwa ia akan diberi ketenangan dan rahmat serta kamampuan untuk melintasi shiratal mustaqim menuju keridhaan Allah, yakni surga (HR Thabrani dan Bazzar dari Abu Darda ra)

4. Menanti Shalat dianggap Shalat
" Selalu seorang teranggap dalam dalam shalat selama tertahan oleh menantikan shalat, tiada yang menahannya untuk kembali ke rumahnya hanya semata mata karena menantikan shalat (HR Bukhari dan Muslim)

5. Langkah yang jauh menambah pahala
" Sesungguhnya orang yang terbesar pahalanya dalam shalat adalah yang paling jauh perjalanannya (HR Muslim dari abu musa)


Bagaimana memakmurkan masjid kita ?

1. Beribadah di dalamnya; Shalat berjamaah, berdzikir, membaca Al Qur'an, menuntut ilmu dll
2. Menegakkan Jama'ah
3. Membangun dan memeliharanya; memiliki rasa memiliki
4. Membersihkan serta menjaga kesuciannya
5. Memfungsikan masjid sesuai keridhaan Allah



"Hanyalah yang memakmurkan mesjid-mesjid Allah ialah orang-orang yang beriman kepada Allah dan hari kemudian, serta tetap mendirikan shalat, menunaikan zakat dan tidak takut (kepada siapa pun) selain kepada Allah, maka merekalah orang-orang yang diharapkan termasuk golongan orang-orang yang mendapat petunjuk." QS-At taubah 18
















Is biomass worse than coal?


Is biomass worse than coal?

for energy production is the lofty aim of power companies shifting away from coal. Heralded as a carbon neutral renewable resource, the UK government supports this shift through subsidies on biomass. Whilst part of a move to combat climate change, some environmentalists label these subsidies ‘climate fraud’.
Bioenergy policy
The UK Bioenergy Strategy published earlier this year, aims to support sustainable bioenergy in order to reduce emissions. With this goal in mind, the UK plans to continue subsidising the use of wood for large-scale power generation. The strategy makes it clear that the use of wood, in comparison to coal, will result in emission reductions. As a result, several British power companies are actively following this directive.
Dirtier than coal?
A new report challenges the assumption that biomass is carbon neutral. ‘Dirtier than coal?‘, a combined effort between RSPB, Greenpeace and Friends of the Earth, goes so far as to say that replacing coal by burning whole trees would increase emissions by 49% over the next 40 years. The report identifies two key critiques of the assumption that wood is a carbon-neutral energy source.
1. Wood is inefficient
Stuart Housden, Director at RSPB Scotland, explains that the aim of government biomass subsidies is to shift towards lower carbon intensive inputs. Housden argues that replacing coal with wood will not have this outcome.
“When trees are burnt in power stations, CO2 comes out of the chimney, just like it does when you burn coal. The difference is that wood is less energy-dense and is wetter than coal, so it takes a lot more energy to harvest, transport, process and finally burn it…
Transport emissions are likely to rise as the UK will be forced to import wood in order to meet rising demand. On a local scale, as demand and price rises, industries using wood may be pushed into using cheaper options. This ‘product substitution’ could result in the use of higher carbon alternatives.
2. Carbon debt
Advocates of biomass argue that losses in carbon storage from harvesting of wood is compensated by regrowth. This leads to the second ‘accounting error’ of the bioenergy strategy. It fails to recognise the time lag between initialising regrowth and mature, carbon sequestering ecosystems. This issue of ‘carbon debt’ is one of the most serious criticisms of biomass for energy production. Housden goes on to point out that,
“It can take decades, if not centuries for the trees to recapture that carbon, leaving us with more emissions in the atmosphere now – when we least need it”.
Recommendations
There are three main points that can be drawn from this report
  • There is the need for an accurate accounting system that is aware of carbon debt and material substitution
  • Bioenergy should refocus towards truly sustainable inputs. The report advises further investigation into waste products for energy use, such as wood waste from forestry
  • There must be further discussion over biomass as a renewable resource. What can and cannot be classified as carbon neutral must be clarified in a policy context
Coal is not a sustainable option for energy production. The report does not refute this fact. It does however, call into question the assumptions we have regarding biomass. Governments have a moral obligation to examine the nature of biomass before incentivising industry to shift towards it.

About the author
acacia-smithAcacia Smith is a New Zealander now based in London. She holds a bachelor degree and postgraduate diploma from Victoria University of Wellington. She has worked for the Council for International Development (CID) and more recently in Bolivia for CIWYa network of private parks for the rehabilitation and conservation of Amazonian fauna. Acacia is passionate about sustainability and the role businesses can play in promoting a better, more sustainable future

Sunday, March 17, 2013

Traditional toy




9 November 2012

A traditional toy from indonesia,java island,special district of yogyakarta,togyakarta

This toy made by a leaf , its look like a bird which has a wheel ,you call pull the rope and walk , so this toy will follow you like a baby duck follow their mother , how nostalgic
We almost , its hard and rare to find toy like this being played by child this day, its very popular for children 80,90's

How nostalgic



November 10, 2012


Tonight, my friend and I have a gathering, after a long time we was not able to see each other, finally, now, i mean tonight, we can meet each other. This is a sweetest feeling ever. we have been together since 4 years ago when we was on a high school. we used to be in the same class.
perhaps, just in a hours count, but , i thought , i feel that's can erase all my yearning in them.

Here, we have taken some photos. https://plus.google.com/u/0/110771167541065763814/posts/GtnxFBAf2JJ