Tuesday, August 2, 2016

2 agustus 2016

Yap,
Meski tidak tepat setahun lalu, tapi, bulan agustus tahun lalu aku masih ingat.

Latar belakangnya, siang ini aku sedang mengerjakan laporan mingguan ditemani dan spotify agar kelihatan hits. Kemudian, ter-play lagi photograph nya ed sheeran. Diselimuti cerahnya siang ini dan sejuknya sepoi, lagu ini sangat syahdu

Kemudian tetiba aku teringat momen setahun lalu di bulan agustus. Aku masih ingat saat itu kami (tertera di author) berjuang untuk proceeding paper paper kami. Berjuang bolak balil revisi dan konsultasi tugas akhir. Aku merasa saat itu benar benar hectic namun aku bahagia. Ya saat itu dapat duduk di siang cerah sambil gitaran menurutku anugerah nikmat sekali.

Saat ini, yah saya setelah mengirimkan laporan via email, sejenak pula menulis tulisan ini dan bersandar di kursi yang bisa bergerak sendiri saat tertiup angin dan ditemani siang cerah, memetik sebuah senar yang belum di stem. Indah.

Hal hal sepele namun sangat mengingatkan saya pada anugerahNya yang sangat besar. Semoga saya selalu dapat menjadi hamba yang selalu bersyukur atas nikmatNya, baik hanya sekedar dapat bernafas, menikmati waktu luang hingga nikmat terbesar yang pun telah dimaktubkan bahwa saya sendiri tidak dapat menghitungnya.

Terimakasih, maha suci wahai tuhan semesta Alam

Gambat ini sebuah kenangan salah satu paper kami yang berhasil proceeding di konferensi internasional.

Saturday, July 30, 2016

29 juli 2016

29.7.2016

Ada cerita bahagia hari ini, kawanku, bocah bego seperjuangan telah selangkah menuju benua biru studinya. Bahagia? Engga juga, karena aku sendiri ga terkejut seoramg kayak dia malah aneh kalau ga diterima.

Kedua, momen menarik. Nostalgic lebih tepatnya, saat menyambangi bocah bovah ipa empat di gor ngampilan. Udah cuman itu, tapi nostalgic.

Selanjutnya, aku pengen bicara tentang cinta. Aku heran kenapa dia begitu egois hingga menyita waktu untukku berlari. Setiap aku bermunajat kepadaNya untuk engga lagi mencinta, sesaat kemudian Dia malah memberi momen. Terkadang aku kudu peka dengan peristiwa ini. Tetapi sampai saat ini aku masih menyangkal, kenapa?? Aku masih..kenapa??. Tapi aku hanya bisa percaya, akan-Nya.

Innallaha 'ala kulli syaiin qadiir.

Friday, July 29, 2016

Then, what's next

Ada banyak impian yang satu demi satu terlampaui.
Ada banyak perjuangan yang dilalui disetiap langkah dan itu pasti.
Dan, hanya ada satu pertanyaan yang selalu membersamai.

"Then, what's next?"

Bismillahi, selamat menikmati perjalanan hidup ini.

Thursday, July 28, 2016

Begins

Kapan terakhir kali aku menulis?

Lama.

Mungkin sewaktu menulis kepsyen di IG. Aku sering moody dalam menulis sehingga bingung sendiri sebenarnya tulisan akan kurangkai seperti apa.

Yah, sepertinya sekelumit perjalanan bisa menjadi awal baik untuk memulai tulisan. Baik, saat ini aku coba menorehkan perjalanan di blog ini, setelah sekian lama diisi konten yang tidak teratur.

Salam

Monday, May 9, 2016

Side

"Keberpihakan adalah keniscayaan"

Saya sering terlenakan akan fleksibilitas saya dalam pergaulan. Pada satu sisi saya merasa nyaman karena berada dalam banyak tempat tampa ada sekat. Namun di sisi lain, dipertanyakan kepada pihak mana engkau memilih.

Berada dalam bayang suatu golongan, A B C dsb. Terkadang saya merasa saat berada di satu tempat, misal A, saya memiliki kesan, rasa memperjuangkan A dengan lebih. Saya beranggapan bahwa A ialah tempat saya yang layaj diperjuangkan. Oleh karenanya, menurut saya berada dalam satu tempat akan lebih nyaman karena jelas.

Kemudian, bagaimana hal tersebut dapat dinyatakan jelas jika hanya mengacu pada sebuah persepsi yang terkukung oleh keterbatasan.

Dimulailah sebuah perjalanan, pengembaraan sebuah ranah pergaulan. Dengan menambah wawasan dan berada dalam banyak tempat membaw saya kepada sebuah pandangan yang lebib luas. Objetivitas lebih dapat dicerna dalam setiap hal. Hingga saya merasa nyaman berada dalam naungan beragam sayap tanpa keberpihakan berlebih.

Hingga, terbesitkan sebuah ganjalan

"Which side are you?

Saturday, April 16, 2016

Nguri uri

Dadose mekaten.

Kula ajeng crito pas kula alit. Dados, saking kula alit, kiro-kiro pas tk biyen, niku bapak mesti nyontoni kula dingge nguri uri lan ngrumat opo wae. Contone, ket biyen bapak iku wong e rapi, barang opo wae mesti dirumat tenanan.

Bapak mung ngendiko
"Koe bakal ngerti rasane ngrumat nek koe nduweni".

Ket biyen aku ra dhong bab iku, soale yo opo sek tak nduweni saiki ki hakikate yo kangungan e bapak ibu. Dadose yo aku kurang iso ngerti rosone nduweni. Lha banjur aku wis, bar 10tahun mengarep, ngerti rasane 'ngentukke' barang. Yo aku njuk ngerti rasane ngrumat mergo perjuangan mbiyen. Seko kono aku lagi ngerti nguri uri ki ora gampang. Ngrumat niku wajib hukume menurutku.

Na perkoro mau iki dadi latar belakang, mau isuk pas nyaponi latar aku lagi ngerti. Ujuk ujuk kok kelingan ngendikone bapak. Mungkin saiki kula wes teng fase, sementara mboten nyuwun arto, dadose kula ngertos tumbas barang niku mboten gampang lan njogo ki wajib mau hukum e.

Banjur kula sadar, niki namung opini mawon, koyo hakikate urip menika sedoyo namung titipan e pangeran. Dadose opo wae kang dicaosi pangeran niku kudu disyukuri, nah mbok menowo opo opo niku kedhah dipundhut geh ampun nelangso, lha wong hakikate niku namung dititipi, dicaosi. Kewajiban menungsa, domain, wilayah e menungsa kan namung nguri-uri. Legowo mawon lan nrimo.

Lha kok njuk bar kui aku kelingan istilah

" memayu hayuning bawana"

Aku ra ngerti kui frase jowo opo hubungan e ro rahmatan lil alami ne wong islam. Le jelas podo podo kelestarian, nguri-uri. Mbok menawa ana kaitan e. Onten buku babad tanah jawi lan budaya jawi, dereng kula raos dados dereng ngertos haha.

Geh intine niku wae, nduweni niku wau, ngrumat, jelas penting. Jan e bab bab ngeneki yo wes kerep diajarke ket SD mbiyen, bab akhlaq, adab lan sapanunggalan e.

#lagi #pengen #crito

Angin

Padanya ku diajarkan.

Angin pun bisa menjadi penghidupan. Bagi mereka yang tinggal jauh dari keramaian. Adakah mereka terbesit akan kemewahan. Tidak kawan. Sungguh setitik nikmat adalah sebesar syukur dalam keterbatasan. Pada mereka kami diajarkan kehidupan. Bahwa sejatinya hidup adalah sabar atas cobaan dan syukur di setiap kenikmatan. Hingga bisa menjadi sebenarnya insan.

#Refleksipagi
#wind #energy

Wednesday, February 10, 2016

23 Juni 2014

23 Juni 2014

"
Bahrul Jalaali


Dalam gelap malam sering terlihat gemerlap sebuah bintang yang bergugus dengan indah dan terpola dengan sususan yang tidak dapat dijelaskan melainkan dengan kekaguman yang luar biasa. Sebuah fenomena menakjubkan yang terbalut dalam kata sains. Saya hanya seorang penyuka fenomena sains, pertama mengenal sains melalui sebuah buku yang mengangkat topik Astronomi pada saat sekolah dasar. Sebuah buku yang menjelaskan tentang gugusan bintang dengan polanya. Berada di lingkungan akademisi, akses akan ilmu dan literatur cukup mudah hingga pada suatu saat mendapatkan sebuah literatur yang menjelaskan tentang apa itu reaksi Fisi. Pembangkit listrik tenaga reaksi Fisi merupakan  sebuah pemicu rasa keingintahuan akan energi terbarukan saat menduduki jenjang sekolah tinggi. Dengan bermodal keingintahuan akan fenomena sains dan sedikit basis matematika membawa kearah sebuah pilihan, bahwa di jurusan teknik lah dapat lebih bisa mengenal apa itu reaksi fisi, hingga mengerti bahwa ternyata semua itu berada dalam balutan Energi Terbarukan.
               
Berada di sebuah komunitas energi di lingkungan jurusan, membuat semakin terbuka wawasan akan energi terbarukan kondisi energi dalam cakupan yang lebih luas. Jika ada hal yang tidak pernah didapatkan dalam bangku kuliah, adalah pengalaman berada dalam sebuah kegiatan diluar akademik formal. Dalam sebuah komunitas ini tidak hanya mengetahui seluk beluk apa itu energi baru, apa itu energi terbarukan, namun juga ke arah peranan sosial di bidang energi. Peranan sosial di bidang energi berada dalam cakupan yang cukup luas diantaranya bagaimana bisa mengelola energi dan bagaimana energi tersebut dapat berperan untuk kesejahteraan masyarakat. Kadang,  sebuah orientasi hanya berada pada sebuah tujuan pragmatis. Namun, pada hakikat kehidupan, orientasi tidak hanya terbatas pada pengembangan hard skill, soft skill, namun juga berada pada tanggung jawab sosial masyarakat. Namun, peran tersebut dirasa masih kurang jika dalam penerapannya masih terdapat banyak hal yang miss, diantara adalah kualitas individu dalam bidang keilmuan tersebut masih dirasa belum mencukupi untuk diterapkan dalam ranah tersebut.

            
Sebuah kalimat menarik bahwa pada saat sebuah waktu itu tidak diisi dengan kegiatan bermanfaat maka akan terisi oleh kegiatan yang tidak akan memberikan apapun. Sebagai mahasiswa yang memiliki waktu senggang yang panjang pada saat liburan semester serta aktivitas sosial di komunitas energi, mengantarkan pada perjalanan. Dalam perjalanan tersebut, masih terdapat dan masih tidak bisa dipungkiri bahwa kondisi masyarakat masih jauh dari kata sejahtera dalam konteks energi. Sebuah fakta didapati bahwa masih minim sekali akses listrik di daerah terpencil, masih borosnya penggunaan energi karena kurangnya pengelolaan konsumsi energi, kurangnya pengetahuan kondisi real energi serta konservasinya, dan kondisi masyarakat terpencil yang masih belum mendapatkan akses listrik. Sebuah contoh kecil realita yang menunjukkan sebuah kesempatan bagi seorang mahasiswa untuk berkarya dan melakukan kontribusi secara nyata. Karena saya yakin, bukan langkah besar yang akan membawa perubahan yang berkelanjutan, melainkan dari sebuah langkah kecil yang terus ditempa hingga suatu saat nanti, sebuah perubahan besar dapat terjadi secara berkelanjutan. "

Tuesday, February 9, 2016

Sore itu, Kami

Sore hari ini aku berjalan ke penjuru kota. Aku tidak ada niatan khusus hari ini, hanya ingin berjalan sembari menenangkan pikiran. Sejak siang tadi aku merasa ada beberapa pikiran yang kurang jernih dan tenang, sekarang waktu yang tepat kupikir, untuk berjalan santai meninggalkan hiruk pikuk keramaian. Saat kunikmati headset bersama lagu yang menurutku menyenangkan, ada seseorang menuju kearahku. Aku sedang berada di jembatan Kewek dan kudapati seorang dengan pawakan proporsional, mata biru dan berambut pirang, dia tersesat kupikir. Aku tetap tidak menghiraukan langkah, aku tetap duduk mengamati aliran code dan kendaraan. Dalam hening, 

"Enshuldigung, Heute Nachmittag ich habe zu fuss in die Ecke der Stadt. Ich habe keine besondere Absicht, ich moechte nur zu fus, waerend beruhigende meinem Kopf

wanita pirang tersebut membuka percakapan yang memecah keheningan.

Meski aku saat ini terbiasa dengan percakapan Jerman, akan lebih baik jika menggunakan bahasa pemersatu dari tanah britania.

“ada yang bisa kubantu?” 

“perkenalkan, nama saya Elli, saya baru disini, dan saya ingin menuju ke sini, apakah kau tahu jalan menuju daerah ini ?” Katanya sambil menyodorkan sebuah kertas hasil print dari internet, berupa destinasi wisata di jogja. 

“Oh, ini prawirotaman kan ? kamu ingin kesitu?”

“iya, itu tujuan wisata saya, namun saya tidak mengetahui bagaimana kesana dan sarana transportasinya, apakah kau tau?”

“aku tidak yakin, tapi aku sekarang sedang luang, bagaimana jika kuantar?”

“tidak usah, beritahu saja arahnya”

“kamu adalah tamu di negeriku, dan aku harus memuliakan setiap tamu, mari” aku mengajaknya turun kearah parkiran motor, untungnya aku membawa 2 helm.

“Darimana asalmu?” aku bertanya

“Saya dari Cologne, Jerman, saya sedang wisata disini, ini pertama kalinya saya di Jogjakarta, aku dengar disini bagus dalam hal budaya”

“oh ya, Cologne, aku pernah mendengarnya. Ya, inilah jogja, sudah berapa hari disini?”

“ini hari kedua, kemarin saya sampai dan baru hari ini saya mulai perjalanan, saya sudah mengunjungai malioboro”

“Dimana Tinggalmu?”

“Di hostel dekat stasiun”

“Bagaimana Jogja?” Kumulai pertanyaan tersebut bersamaan dengan kumulai perjalanan ke prawirotaman

“Yah, aku pikir, meski belum modern, masyarakat disini ramah dan benar kata mereka yang bercerita bahwa jogja itu kota budaya”

“ya, ngomong ngomong, ada 2 alternatif jalan menuju Prawirotaman, melewati malioboro atau jl mataram, kau ingin lewat mana?”

“Mataram saja, saya sudah ke malioboro”

“Oke, dari jembatan ini, nanti kita ke arah kanan kemudian belok kiri, nah disinilah jalan mataram. Jalan mataram ini banyak terdapat perbelanjalan kecil, dan banyak penjual CD, dan aku tahu itu bajakan, namun secara keseluruhan, disini bisa menjadi alternatif wisata jalan kaki, mengingat nanti juga akan melewati sungai code”

“oh ya, menarik sekali”

“Untuk ke prawirotaman, kita melewati jalan ini sampai ke lampu merah didepan sana. Nah dari lampu merah ini lurus hingga lampu merah berikutnya”

“ya ak mengerti sekarang, kemudian transportasi umum disini apa saja ?”

“kamu bisa menggunakan bis kota umum, trans jogja, berwarna hijau, taxi juga bisa. Ini lampu merah kedua, dari sini nanti kita akan lurus terus hingga benteng. Jalan ini lurus kemudian ada perempatan lurus lagi, dan di jalan ini lurus terus sampai jalan parangtritis, nah disini lampu merah jalan parangtritis”

“aku belum pernah sampai disini, dan ini sangat menarik, wah, hebat, disini cukup menakjubkan”

“tujuanmu dimana?”

“ Disini saja, ada temanku nanti, ah itu dia temanku, kita kesana saja”

“baiklah”

Disinilah mungkin akhir percakapan aku dengan elli, Setidaknya ini yang terdokumentasikan dia cukup bahagia dan daritadi berterimakasih sekali karena aku telah mengantarnya. Pengalaman menarik, setidaknya sore ini tidak berlalu sia sia.

26.4.2015