Thursday, March 21, 2013

Bricket

Briket 

    Briket arang merupakan bahan bakar padat yang mengandung karbon, mempunyai nilai kalori yang tinggi, dan dapat menyala dalam waktu yang lama. Bioarang adalah arang yang diperoleh dengan membakar biomassa kering tanpa udara (pirolisis). Sedangkan biomassa adalah bahan organik yang berasal dari jasad 
hidup. Biomassa sebenarnya dapat digunakan secara langsung sebagai sumber energi panas untuk bahan bakar, tetapi kurang efisien. Nilai bakar biomassa hanya sekitar 3000 kal, sedangkan bioarang mampu menghasilkan 5000 kal.


Proses pembuatan Briket
1. Penjemuran
    Proses pertama pada pembuatan briket adalah dengan mengiringkan bahan, baik itu sekam padi, jagung, maupun bahan lain yang mendukung untuk pembuatan briket dan diharapkan memenuhi nilai uji kelayakan.

2. Pirolisis
   Pirolisis adalah proses dekomposisi kimia dengan menggunakan pemanasan tanpa adanya oksigen. Proses ini atau disebut juga proses karbonasi atau yaitu proses untuk memperoleh karbon atau arang, disebut juga ”High Temperature carbonization” pada suhu 4500 C-5000C. Dalam proses pirolisis dihasilkan gas-gas, seperti CO, CO2, CH4, H2, dan hidrokarbon ringan. Jenis gas yang dihasilkan bermacam-macam tergantung  dari bahan baku. Salah satu contoh pada pirolisis dengan bahan baku batubara menghasilkan gas seperti CO, CO2, NOx, dan SOx. Yang dalam jumlah besar, gas-gas tersebut dapat mencemari lingkungan dan membahayakan kesehatan manusia baik secara langsung maupun tidak langsung. Proses pirolisis dipengaruhi factor-faktor antara lain: ukuran dan distribusi partikel, suhu, ketinggan tumpukan bahan dan kadar air. 

3. Penghancuran/pengayakan
    Selah proses pirolisis, hasil dihancurkan dan diayak agar memudahkan proses selanjutnya seperti pencampuran perekat dan percetakan. mengapa proses penghancuran dilakukan setelah pirolisis? kita ambil contoh; dengan bahan batok kelapa, maka akan lebih mudah dihancurkan setelah batok itu berbentuk arang/setelah pirolisis dibanding ketika masih berbentuk batok itu sendiri.

4. Percetakan dan Pencampuran perekat
    Setelah diayak , arang yang dalam serbuk diberikan campuran perekat dengan rasio perekat 0,1% dari berat bahan; misal 1 kg arang akan digunakan perekat sebesar 0,1 kg. Setelah direkatkan dan dicampur proses selanjutnya adalah percetakan, sesuai dengan penelitian yang telah dilakukan oleh Mas ridwan dkk, Pressure yang paling tepat dalam percetakan briket adalah 800 kg/cm^3




5. Pengeringan




6. Pengujian
    Selelah briket telah jadi maka akan dilakukan pengujian pada briket tersebut.
a. Kadar Air
    
b. kadar abu
           
c. kadar volatil
            
d. kadar karbon terikat

e. Pengujian Nilai Kalor
    dengan menggunakan kalorimeter dan perhitungan matematis.

Briket bioarang mempunyai beberapa kelebihan dibandingkan arang biasa (konvensional), antara lain: 
1. Panas yang dihasilkan oleh briket bioarang relatif lebih tinggi dibandingkan dengan kayu biasa dan 
nilai kalor dapat mencapai 5.000 kalori. Beberapa nilai kalor dari beberapa jenis bahan bakar 
ditunjukkan oleh Tabel 1. 
2.  Briket bioarang bila dibakar tidak menimbulkan asap maupun bau, sehingga bagi masyarakat ekonomi 
lemah yang tinggal di kota-kota dengan ventilasi perumahannya kurang mencukupi, sangat praktis 
menggunakan briket bioarang. 
3.  Setelah briket bioarang terbakar (menjadi bara) tidak perlu dilakukan pengipasan atau diberi udara. 
4.  Teknologi pembuatan briket bioarang sederhana dan tidak memerlukan bahan kimia lain kecuali yang 
terdapat dalam bahan briket itu sendiri. 
5.  Peralatan yang digunakan juga sederhana, cukup dengan alat yang ada dibentuk sesuai kebutuhan (3) 



Sumber :
1. Yudanto A.Kusumaningrum K, "PEMBUATAN BRIKET BIOARANG DARI ARANG 

SERBUK GERGAJI KAYU JATI " Jurusan Teknik Kimia, Fakultas Teknik, Universitas Diponegoro
2. Ir. Dorlan Sipahutar, MP "TEKNOLOGI BRIKET SEKAM PADI", Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP) Riau
3. Soeyanto ,T, 1982. “Cara Membuat Sampah jadi Arang dan Kompos”, Yudhistira, Jakarta

Sumber Gambar
1. Slide mas ridwan

No comments:

Post a Comment