Monday, March 10, 2014

Osmotic Power

Osmotic Power
Hello guys, masih ingatkah pelajaran kimia kelas 11 dulu, tentang osmosis?. Sewaktu SMA dulu, osmosis dimakanai sebagai perpindahan molekul air melalui selaput atau dinding semipermeable akibat perbedaan konsentrasi. Sekarang pun, osmosis masih dimaknai sama sih. Oke, kita bahas dulu ya osmosisnya. Jadi, jika ada dua larutan dengan konsentrasi yang berbeda dan dipisahkan oleh membran semipermeable, dimana dinding tersebut permeable terhadap molekul yang lebih kecil namun tidak permeable terhadap molekul yang lebih besar, larutan tersebut akan difusi melalui membran dari konsentrasi rendah ke konsentrasi yang tinggi, fenomena ini disebut osmosis1. Osmosis ini sering ditemui pada fenomena biologis, teman-teman akan menemuinya secara mesra pada mata kuliah Biofisika Pak Gea untuk prodi Fisika Teknik.
Teman-teman tentu masih ingat kan hukum thermodinamika 1, energi yang tidak dapat diciptakan atau dimusnahkan, hanya diubah bentuknya. Jadi, konsep first law ini berlaku untuk semua energi, tak terkecuali energi terbarukan. Pada peristiwa osmosis, akan menghasilkan tekanan osmosis. Tekanan osmosis ini akan mempertahankan kesetimbangan molekul zat. Tekanan ini akan bisa dimanfaatkan lho, pemanfaatan tekanan osmosis ini akan menghasilkan listrik, dinamakan Osmotic Power.
Pemanfaatan tekanan osmosis menjadi energi listrik dinamakan Pressure-Retarded Osmosis (PRO). Pada metode PRO ini menggunakan air asin atau air laut dan air tawar sebagai media zat. Air laut(W2) akan dimasukkan kedalam kontainer tekanan. Di dalam kontainer tersebut ada membrane semipermeablenya. Kemudian air tawar(W1) akan dipompakan ke kontainer tekanan tersebut namun melewati membrane semipermeable(M). Pada kontainer akan terdapat perbedaan tekanan antara air tawar dan asin, perbedaan tekanan ini akan diubah menjadi energi kinetik yang digunakan untuk memutar turbin.

Pembangkit listrik osmosis ini pertama kali di test di norwegia pada tahun 2009 lalu. Pembangkit ini memiliki emisi yang bisa dikatakan 0, sehingga sangat ramah lingkungan. Daya dari pembangkit osmosis yang sudah dibuat secara komersial sampai 25 megawatt, ini untuk plant yang hanya seukuran lapangan sepakbola, cukup untuk kebutuhan 30.000 rumah tangga2. Ditargetkan, pembangkit ini akan bisa mensuplai energi listrik sampai skala terawatt.
Namun, permasalahan energi bukan hanya pada faktor menghasilkan energi itu saja, namun harus juga dilihat dari aspek lain, seperti aspek ekonomi, dan yang terpenting aspek lingkungan, yah tema buletinnya saja blue energi. Meski osmotic power merupakan salah satu sumber energi terbarukan yang potensial, namun dari skala ekonomi, harga jual energinya masih mahal karena infrastruktur dan operasinya yang tidak murah. Selain itu, air tawar yang digunakan mempunyai keterbatasan jumlah serta menghasilkan limbah air asin meskipun tidak seasin air laut. Kalau mau jadi aktifis energi ni ya, aspek lingkungan yang digarisbawahi banget ni. Oke sekian dulu, semoga bermanfaat ^__^.
-Bahrul Jalaali

Referensi


No comments:

Post a Comment