Osmotic Power
Osmotic Power
Hello guys, masih ingatkah pelajaran kimia kelas 11 dulu,
tentang osmosis?. Sewaktu SMA dulu, osmosis dimakanai sebagai perpindahan
molekul air melalui selaput atau dinding semipermeable
akibat perbedaan konsentrasi. Sekarang pun, osmosis masih dimaknai sama sih.
Oke, kita bahas dulu ya osmosisnya. Jadi, jika ada dua larutan dengan
konsentrasi yang berbeda dan dipisahkan oleh membran semipermeable, dimana dinding tersebut permeable terhadap molekul yang lebih kecil namun tidak permeable terhadap molekul yang lebih
besar, larutan tersebut akan difusi melalui membran dari konsentrasi rendah ke
konsentrasi yang tinggi, fenomena ini disebut osmosis1. Osmosis ini
sering ditemui pada fenomena biologis, teman-teman akan menemuinya secara mesra
pada mata kuliah Biofisika Pak Gea untuk prodi Fisika Teknik.
Teman-teman tentu masih ingat kan hukum thermodinamika 1,
energi yang tidak dapat diciptakan atau dimusnahkan, hanya diubah bentuknya.
Jadi, konsep first law ini berlaku untuk semua energi, tak terkecuali energi
terbarukan. Pada peristiwa osmosis, akan menghasilkan tekanan osmosis. Tekanan
osmosis ini akan mempertahankan kesetimbangan molekul zat. Tekanan ini akan
bisa dimanfaatkan lho, pemanfaatan tekanan osmosis ini akan menghasilkan
listrik, dinamakan Osmotic Power.
Pemanfaatan tekanan osmosis menjadi energi
listrik dinamakan Pressure-Retarded
Osmosis (PRO). Pada metode PRO ini menggunakan air asin atau air laut dan
air tawar sebagai media zat. Air laut(W2) akan dimasukkan kedalam kontainer
tekanan. Di dalam kontainer tersebut ada membrane semipermeablenya. Kemudian air tawar(W1) akan dipompakan
ke kontainer tekanan tersebut namun melewati membrane semipermeable(M). Pada kontainer
akan terdapat perbedaan tekanan antara air tawar dan asin, perbedaan tekanan
ini akan diubah menjadi energi kinetik yang digunakan untuk memutar turbin.
Pembangkit listrik osmosis ini pertama kali di test di
norwegia pada tahun 2009 lalu. Pembangkit ini memiliki emisi yang bisa
dikatakan 0, sehingga sangat ramah lingkungan. Daya dari pembangkit osmosis
yang sudah dibuat secara komersial sampai 25 megawatt, ini untuk plant yang
hanya seukuran lapangan sepakbola, cukup untuk kebutuhan 30.000 rumah tangga2.
Ditargetkan, pembangkit ini akan bisa mensuplai energi listrik sampai skala
terawatt.
Namun, permasalahan energi bukan hanya pada faktor
menghasilkan energi itu saja, namun harus juga dilihat dari aspek lain, seperti
aspek ekonomi, dan yang terpenting aspek lingkungan, yah tema buletinnya saja
blue energi. Meski osmotic power merupakan salah satu sumber energi terbarukan
yang potensial, namun dari skala ekonomi, harga jual energinya masih mahal
karena infrastruktur dan operasinya yang tidak murah. Selain itu, air tawar
yang digunakan mempunyai keterbatasan jumlah serta menghasilkan limbah air asin
meskipun tidak seasin air laut. Kalau mau jadi aktifis energi ni ya, aspek
lingkungan yang digarisbawahi banget ni. Oke sekian dulu, semoga bermanfaat
^__^.
-Bahrul Jalaali
Referensi
2]http://www.theguardian.com/environment/2009/nov/25/osmosis-plant-emission-free-energi, diakses 9 Maret 2014 jam 9.54
Comments
Post a Comment