Saturday, June 15, 2013

Jangan heran kawan

Tanyalah dan berjalanlah di jalan sekitar anda. Jika anda tidak mampu bacalah dan lihatlah media. Mungkin akan mendapati berita berita mainstream yang bercerita berbau kriminal.

Perampokan, pembunuhan, bahkan pemerkosaan yang dilakukan oleh anak usia dibawah umur. Heran? Jangan heran kawan.

Banyak di sebuah postingan potingan humor, bertema #90an. Banyak yang beranggapan bahwa masa kecil kami anak 90an lebih menyenangkan, dan sayapun mengakui hal ini. Fakta sekarang, ambillah hari minggu. Tahun 90an di hari minggu banyak terdapat kartun dan acara yang notabene bisa membangkitkan imajinasi positif bagi anak kecil tentunya. Namun , sekarang? kawan lihatlah , bolehkah saya bertanya acara TV apa yang dalam tanda kutip 'pro' anak? belum saya dapati jawaban ini.

TV di kamar saya sekarang mangkrak dan hanya digunakan untuk acara bola. Ambillah , saya notabene hampir dikatakan tidak pernah melihat TV jadi tidak tahu acara sekarang, mungkin bagus. Nah point disini terlalu melebar dari konteks. Perubahan media yang cukup signifikan mempengaruhi generasi ini? Pengaruh seperti apa? 

Orang tua jaman dulu pernah saya dapati berkata, 'wong jowo ki nek diomongi ojo malah dilakokke' , 'orang jawa itu kalau dibilangin jangan tapi malah dilakukan'. 

Jadi apa korelasinya, media sekarang (yang saya baca dan lihat) selalu menampilakan dan memberitakan hal hal negatif. Efeknya adalah secara tidak langsung kami , masyarakat terdoktrin akan negatif tersebut. Sebut saja Korupsi. Pemberitaan akan berita korupsi di tiap elemen tak terkecuali pemerintah memberikan dogma bahwasanya Indonesia adalah negara yang terpuruk dan kita akan memiliki brainstroming,point of view dan mindset negatif.

Pemberitaan korupsi yang menghasilkan mindset , point of view serta dogma tersebut secara langsung maupun tidak langsung terimplementasi ke dalam diri kita sehingga membuat kita terpacu untuk melakukan. Manusia memiliki nafsu dan itu adalah hakiki. Bayangkan ketika anda diberi makanan, mungkin anda menolak untuk pertama kalinya, namun jika anda dihadapkan terus dalam rentang waktu lama anda akan penasaran dan pada akhirnya anda akan menyentuh makanan tersebut. Disini kita berfikir positif kawan, tidak semua manusia seperti itu.

Nah, belum pernah saya dapati bahwa ada media yang menayangkan prestasi bangsa, teknologi, budaya, sains, yang notabene hal itu memacu generasi bangsa ini untuk maju.
Dalam sebuah kesempatan saya heran dengan murid saya, di usia belia pengetahuannya akan sains bisa dikatakan luar biasa, dengan tolak ukur saya seusia dia. Si anak bercerita mendapatkan sains itu dari membaca majalah, buku dll. "Buku dari mana?"saya timpali. "dari ***(Negeri2 Eropa) mas, disana banyak banget". Kemudian di dalam hatipun saya berkata "Oh, saya tidak heran, sangat tidak heran kenapa Eropa bisa maju dalam hal sains"

Masih herankah kenapa semakin banyak kasus 'tak jelas' di Indonesia, yang bahkan merambah ke anak 'bawah umur'. Jangan heran kawan!

















No comments:

Post a Comment