Akan kupilih golput
Sore syahdu besama sepoi angin, sebuah air dingin yang ditegak. Dibalik indahnya dan damainya sore, sebuah pesta demokrasi sedang berlangsung. Para penguasa saling bercengkrama. Kadang, berfikir, bahwa masih adakah hal yang perlu aku ingkari dari damainya sore ini. Apakah ada sebuah perubahan berarti pada saat pesta pemilihan, ah, aku pikir tiada guna aku pilih penguasa, hidupku sudah indah. Menikmati pagi bersama kopi hangat mungkin lebih logis daripada berfikir sang penguasa, akan kupilih golput. Kasus korupsi meraja, tapi apa daya, aku hanya rakyat jelata, satu suara tiada guna, mending aku golput saja. Keadilan tidak tertegakkan, amanah yang terbengkalai, duhai raja, tidakkah kau dengar suara kami, mungkin mereka lelah, dan lagi, kupilih golput. Kutatap orangtuaku yang menua, kupikir, aku akan bekerja saja, tidak peduli penguasa, mereka sudah hina menurutku. Perseteruan umat beragama hanya gara-gara pemilu, asalkan aku bisa shalat tanpa ganggu, apa lagi yang perlu diragu unt...