Ga cape po, pak ?
Pagi itu, aku bangun pagi. Aku puasa Ramadhan. Pagi itu, aku makan pagi sekali, sahur namanya. Habis itu aku sholat di pagi hari, namanya shalat subuh, kalau siang shalat dzuhur. Aku habis sholat kuliah tujuh menit, kultum, tapi sering dilanggar jadi lebih dari tujuh menit. Habis itu aku tidur setelah matahari terbit. Kita lomba, saat matahari muncul aku lomba harus sudah tidur. Aku menang, tapi gaboleh sombong
Aku bangun pagi, dari tidur tentunya, bukan bangun yang lain. Aku berangkat ke kampus, bukan kampusku, tapi kampus temanku. Temanku cewe, dia punya teman, cewe juga, temannya itu pakai baju hitam dan jilbab merah muda, bawa bunga. Tapi aku ga kenal temannya temanku itu, kebetulan papasan aja. Temanku saat itu katanya pendadaran, tapi dia puasa. Aku kesana dalam rangka muhasabah, kapan aku pendadaran, itu lebih tepatnya.
Saat temanku selesai ujian, dia keluar, dia foto sama temannnya yang lain, aku juga ga kenal, banyak temannya, cewe semua, bahkan yang laki-laki juga seperti cewe, sama-sama punya tangan 2. Habis itu, aku foto sama temanku, kita foto sebelahan, berdua sebelahan, tapi disebelahku dan sebelah temanku ada 5 orang, jadi kita berbanyak, saling bersebelahan, tapi kami ga bilang ,,sami'na wa atho' na". Soalnya kami sedang foto, bukan sedang sholat.
Kami setelah itu nostalgia, ga tau nostalgia apa, cuma kami suka aja cerita, padahal puasa, ga ada hubungannya kan ? biar saja. Kami bercerita banyak, sampai kami lupa kalau kami haus. Setelah itu kami ke gramedia, membaca buku gratis. Kami ga beli, kami baca aja, buku untuk dibaca. Buku tidak mengenal cinta remaja yang selalu memaksakan saling memiliki. Buku juga tidak mengenal hakikat diakui dan miliki, konsep Abraham Maslow. Aku disana baca buku, novel, temanku juga baca buku. Padahal di gramedia ada gitar dan alat tulis, tapi kami bacanya buku bukan alat tulis.
Habis itu, aku turun ke parkiran. Aku lupa, kunciku dibawa temanku, aku lupa kalau aku bawa teman kesana. bukan lupa, sih, kukira mereka sudah turun, tapi aku kecelik ternyata. Aku kirim pesan ke temanku. Kuberitahu temanku aku sudah di bawah, di parkiran. Aku nunggu temanku turun, lama sekali, ribuan detik aku tunggu temanku.
Aku menunggu temanku di depan gramedia. Aku sama orang banyak, tapi cuma ada aku dan 1 orang yang berdiri. Lainnya, orang yang berbanyak tadi, simpang siur, mereka ga teguh, mereka ga berdiri kaya aku dan 1 orang yang berdiri. Oran yang berdiri tersebut, pak satpam. Bapak itu gigih sekali. Bapak itu dan aku saling pandang, dia curiga sepertinya sama aku. Kami saling kontak mata, dia panggil temannya, mereka berdua semakin curiga sama aku. Padahal aku, nunggu teman aku, tapi aku kadang juga melihat ke arah pak satpam, karena, ada toko roti di balik pak satpam. Aku lapar, makanya aku lihat roti.
Sampai, aku tak tahan, seperti dicurigai, jadi, aku pengen ngobrol sama bapaknya. Aku bergejolak, aku pengen membuka percakapan, tapi, aku ragu. Aku cuma pengen tanya satu hal. Aku berdiri ribuan detik, aku cape, tapi bapaknya udah berdiri puluhan ribu detik, dia tahan. Akhirnya aku membuka percakapan
Kemudian aku pergi, bapaknya ga marah. Aku bilangnya di dalam hati soalnya. Semoga bapak tersebut ga baca tulisan ini. Kudoakan semoga bapaknya tambah kuat. Aamiin
Aku bangun pagi, dari tidur tentunya, bukan bangun yang lain. Aku berangkat ke kampus, bukan kampusku, tapi kampus temanku. Temanku cewe, dia punya teman, cewe juga, temannya itu pakai baju hitam dan jilbab merah muda, bawa bunga. Tapi aku ga kenal temannya temanku itu, kebetulan papasan aja. Temanku saat itu katanya pendadaran, tapi dia puasa. Aku kesana dalam rangka muhasabah, kapan aku pendadaran, itu lebih tepatnya.
Saat temanku selesai ujian, dia keluar, dia foto sama temannnya yang lain, aku juga ga kenal, banyak temannya, cewe semua, bahkan yang laki-laki juga seperti cewe, sama-sama punya tangan 2. Habis itu, aku foto sama temanku, kita foto sebelahan, berdua sebelahan, tapi disebelahku dan sebelah temanku ada 5 orang, jadi kita berbanyak, saling bersebelahan, tapi kami ga bilang ,,sami'na wa atho' na". Soalnya kami sedang foto, bukan sedang sholat.
Kami setelah itu nostalgia, ga tau nostalgia apa, cuma kami suka aja cerita, padahal puasa, ga ada hubungannya kan ? biar saja. Kami bercerita banyak, sampai kami lupa kalau kami haus. Setelah itu kami ke gramedia, membaca buku gratis. Kami ga beli, kami baca aja, buku untuk dibaca. Buku tidak mengenal cinta remaja yang selalu memaksakan saling memiliki. Buku juga tidak mengenal hakikat diakui dan miliki, konsep Abraham Maslow. Aku disana baca buku, novel, temanku juga baca buku. Padahal di gramedia ada gitar dan alat tulis, tapi kami bacanya buku bukan alat tulis.
Habis itu, aku turun ke parkiran. Aku lupa, kunciku dibawa temanku, aku lupa kalau aku bawa teman kesana. bukan lupa, sih, kukira mereka sudah turun, tapi aku kecelik ternyata. Aku kirim pesan ke temanku. Kuberitahu temanku aku sudah di bawah, di parkiran. Aku nunggu temanku turun, lama sekali, ribuan detik aku tunggu temanku.
Aku menunggu temanku di depan gramedia. Aku sama orang banyak, tapi cuma ada aku dan 1 orang yang berdiri. Lainnya, orang yang berbanyak tadi, simpang siur, mereka ga teguh, mereka ga berdiri kaya aku dan 1 orang yang berdiri. Oran yang berdiri tersebut, pak satpam. Bapak itu gigih sekali. Bapak itu dan aku saling pandang, dia curiga sepertinya sama aku. Kami saling kontak mata, dia panggil temannya, mereka berdua semakin curiga sama aku. Padahal aku, nunggu teman aku, tapi aku kadang juga melihat ke arah pak satpam, karena, ada toko roti di balik pak satpam. Aku lapar, makanya aku lihat roti.
Sampai, aku tak tahan, seperti dicurigai, jadi, aku pengen ngobrol sama bapaknya. Aku bergejolak, aku pengen membuka percakapan, tapi, aku ragu. Aku cuma pengen tanya satu hal. Aku berdiri ribuan detik, aku cape, tapi bapaknya udah berdiri puluhan ribu detik, dia tahan. Akhirnya aku membuka percakapan
"Pak, bapak ga cape po ? berdiri terus"
Kemudian aku pergi, bapaknya ga marah. Aku bilangnya di dalam hati soalnya. Semoga bapak tersebut ga baca tulisan ini. Kudoakan semoga bapaknya tambah kuat. Aamiin
Comments
Post a Comment